Ozi FiRmaNsYaH

Ozi FiRmaNsYaH
10.10.10

Jumat, 21 Januari 2011

۞Prioritas Utama Agar Hidup Bahagia

Pernah ada cerita seorang musafir sedang berjalan dipadang pasir, gurun yang panas, sementara persediaan air sudah tinggal sedikit, ia kehausan, badannya lemas. dari kejauhan terlihat seorang pedagang mendatanginya dengan harapan pedagang itu menjual minuman namun ia begitu kecewa pedagang itu menawarinya sorban. 'Bapak tentu membutuhkan sorban ini,' tutur pedagang sambil menawarkan sorban. Wajah musafir itu memerah dan marah mengusir pedagang, 'saya itu butuh air bukan sorban' teriaknya.

Rasa kecewa, marah, jengkel musafir itu pergi menjauh, setelah berjalan tak begitu lama ia menemukan warung makan ditengah gurun. Hati kecilnya begitu sangat gembira, 'alhamdulillah Ya Allah, akhirnya saya bisa makan & minum,' Namun alangkah terkejutnya musafir itu tidak bisa masuk, ditolak sama penjaga warung karena didepan pintu warung ada tulisan besar. 'Hanya yang bersorban, yang boleh masuk.'

Teman, terima kasih anda sudah tersenyum dipagi yang indah ini, membaca cerita diatas namun begitulah kehidupan kita sehari-hari, kita seringkali menolak untuk memilih yang benar. Kita seringkali salah jalan dan salah dalam menentukan prioritas utama dalam hidup kita. Prioritas utama kita agar hidup bahagia adalah datang kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Mohonlah kepadaNya agar diberikan kemudahan dalam menghadapi setiap masalah kehidupan.

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya (QS. Ath-Thalaq 4).

Kamis, 13 Januari 2011

۞ Ya Allah, Mengapa Berat Cobaan Hidup Ini?

Ketika termenung memanjatkan doa kepada Allah, curhat kepadaNya. 'Ya Allah, mengapa begitu beratnya cobaan hidup ini?' Air mata mengalir tanpa terasa. Dada terasa sesak, napas terasa berat. Pundak seolah tidak sanggup memikulnya. Kaki tidak sanggup untuk bertumpu. Berserah diri kepada Allah mampu menghilangkan segala keluh kesah dan akhirnya membuat jiwa kita menjadi tenang karena menyerahkan segala urusan kehidupan hanya kepada Allah yang membuat hati kita merasa merasa tenang dan tenteram. Hanya kepada Allahlah kita berharap dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan.

Cobaan adalah latihan yang datangnya dari Allah. Setiap kali cobaan hadir menghampiri beruntunglah bila anda bersabar selama masa latihan dan bertahan sampai lulus melewati semuanya maka kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, Allah akan senantiasa melimpahkan kebahagiaan hakiki bagi siapapun yang mencintai dan taat kepadaNya. Orang yang sabar akan mendapat ketenangan hati. Orang yang sabar akan mendapatkan kebeningan hati. Juga mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya. 

Jalan keluar dan kelapangan hati ada dalam keimanan dan keridhaan, sementara keresahan dan kesedihan itu ada dalam keraguan dan kekecewaan sehingga Ali bin Abi Thalib menyebutkan 'Hanya orang yang bersabarlah akan mendapatkan yang terbaik dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.' Sikap sabar dan kebaikan pada diri seseorang muncul ketika dirinya tertimpa musibah sebab dia akan menjadikan sabar sebagai senjata menghadapi musibah, Kesabaran menjadi kekuatan dan harapan agar mampu melewati musibah. Karena kesabarannya dia melihat jalan keluar dan pertolongan Allah berada di depan matanya. Ketika anda berada dalam tingkatan ini, Allah memberikan semua yang diperlukan. Allah menghilangkan semua kesulitan anda. Allah mengabulkan semua permintaan anda dan Allah menyelamatkan anda dari segala kepedihan & derita di dalam hidup ini. Ingatlah, Pertolongan Allah hadir menyelesaikan masalah hidup anda dengan cara yang tidak pernah anda duga dan tidak pernah anda sangka sebelumnya. Mari kita berdoa, memohon kepada Allah.

'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami, bila kami lalai atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami dengan beban yang berat sebagaimana beban orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sangggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami maka tolonglah kami menghadapi orang-orang yang ingkar.

Rabu, 15 Desember 2010

۞ Kebahagiaan Yang Menyembuhkan Luka

Kebahagiaan yang amat besar dirasakannya dalam kehidupan keluarga. Kasih sayang yang tak ternilai dan perhatian satu sama lain dalam rumah tangga membuat dirinya merasa dunia ini miliknya dan seolah tidak akan pernah berakhir. Maka kematian suaminya yang secara tiba-tiba membuat ia terkejut, shock dan marah, marah kepada semua orang dan marah kepada Sang Khaliq. Mencoba untuk mengasihani diri, namun tak kunjung usai malah menjadi tertekan, depresi, putus asa dan marah kepada Allah, 'Mengapa Allah memberikan aku penderitaan seperti ini? Aku tidak pernah melupakanNya? Aku capek, letih, menghadapi semua ini, kalo memang Allah sayang kepada hambaNya, mengapa aku harus diberi penderitaan yang berat?'

Sampai pada suatu seorang teman mengajaknya mengikuti kegiatan di Rumah Amalia, di sana ia menemukan kehidupannya kembali. Melalui doa dan kegiatan anak-anak Amalia ia menyadari bahwa penderitaannya belum seberapa dibandingkan begitu banyak orang lain yang jauh menderita. ia tergugah hati melihat begitu banyak orang yang menemukan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan menyerahkan diri kepadaNya dengan melalui begitu banyak cobaan dan penderitaan di dalam hidup mereka.

Akhirnya beliau bertekad untuk mengubah hidupnya menjadi keberserahan diri kepada Allah. Ibu itu menemukan dirinya kembali, keadaannya dan berusaha membantu anak-anak Amalia yang membutuhkan bantuan sebatas kemampuannya.Kebahagiaan itu telag hadir menyembuhkan luka dihatinya karena kehilangan suami yang dicintainya. Imannya kembali pulih. Ibadah sholatnya semakin giat, bagi beliau sholat dapat mengubah yang buruk menjadi baik dan yang salah menjadi benar. 'Cukuplah Allah sebagai penolong dan pelindungku,' tutur beliau dengan senyum kebahagiaan di Rumah Amalia.

--
Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 173-174).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Memberi Mengobati Luka Dihati

Dalam kehidupan kita sehari-hari hampir mudah tanpa kesulitan kita bisa menemukan orang yang kecewa, marah dan sakit hati dimana-mana. Ditelevisi, koran, radio, dijalanan, supermarket, pasar bahkan di dalam rumah. Mulai demo mahasiswa yang kecewa dengan pemerintah, karyawan yang kecewa dengan manajemen perusahaan, suami yang kecewa dengan istri, istri kecewa dengan suami, anak kecewa kepada orang tua, orang tua kecewa kepada anak. Murid kecewa kepada guru atau sebaliknya semua menjadi terlihat lazim kehidupan ini dipenuhi dengan taman bunga kekecewaan, kemarahan dan sakit hati.

Maka kita menjadi begitu mudah menemukan penderitaan dariapada kegembiraan, lebih mudah menemukan orang yang sakit hati daripada orang yang senantiasa bersyukur, lebih mudah ketemu dengan wajah yang cemberut daripada wajah yang tersenyum. Bahkan saya sering mendapatkan keluhan seperti ini,  kenapa saya sudah sholat dan berdzikir tetap saja hati saya masih terasa perih?' Luka dihati adalah akibat kekecewaan karena kebiasaan kita untuk mencari, meminta dan menuntut agar kehidupan memenuhi keinginan kita padahal di dalam kehidupan kita telah menyediakan yang terbaik untuk kita. Sholat dan dzikir menjadi tidak berarti apabila tubuh kita masih dikuasai oleh hawa nafsu keinginan dan tuntutan yang tiada habisnya. Berbagai keluhan muncul dari susah berkonsentrasi, dikendalikan marah, masa lalu yang menyakitkan, masa depan yang menakutkan sampai rizki yang tidak pernah cukup, semua itu muaranya adalah KEKECEWAAN.

Sholat dan berdzikir mengajarkan kita agar senantiasa mengingat Allah, menyerahkan kehidupan sebagaimana yang menjadi ketetapanNya. Kita berjalan dengan cahaya ilahiah. Bila hati kita sudah mampu berserah kepada Allah, kita tidak mencari, meminta dan menuntut melainkan 'Memberi.' Di dalam aktifitas memberi mensucikan hati kita dari segala kotoran hati sehingga bisa dipahami bagi mereka yang rajin memberi mengalami banyak keajaiban seperti jarang sakit, rizki yang berlimpah dan mudah sekali wajah untuk tersenyum. Ditengah kondisi sosial seperti sekarang yang serba meminta dan menuntut, kegiatan memberi menjadi terasa indah sebab memberi bagaikan cahaya matahari ditengah kegelapan. Cahaya itulah yang menerima kegelapan hati kita ketika dipenuhi dengan meminta dan menuntut.

Akan semakin indah apabila memberi menjadi obat luka dihati terutama setiap kali kita memberi tidak disertai dengan harapan atau menuntut dari apa yang telah kita berikan. Banyak kisah teman yang menuturkan bagaiman keajaiban memberi dengan penuh keikhlasan mengalami 'Unexpected Harvestings.' Menuai hasil yang tidak diharapkan, memetik buah dari pemberian dengan penuh keikhlasan, seperti senyuman yang dijumpainya setiap saat, sembuh dari sakit tanpa disangka dan diduga, pertolongan Allah disaat terjepit, perhatian, makin disukai banyak teman, usaha yang semakin maju, karier yang melejit, keluarga yang senantiasa rukun dan bahagia. Masih banyak lagi kisah yang menceritakan keajaiban memberi, yang membuat hidup ini menjadi indah. Mengubah air mata menjadi permata. Hidup bagai ditaman bunga yang penuh warna.

'Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya yang senantiasa ia memberi petolongan kepada saudaranya.' (HR. Muslim).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

Selasa, 14 Desember 2010

۞ MENGHADAPI COBAAN

Setiap jalan menuju kebajikan, kebahagian memang terkadang tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya. Penuh dengan duri, penuh dengan ujian serta terkadang menyakitkan hati. Dalam kehidupan saat ini yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang merupakan ujian / cobaan dari Allah SWT. itu datang kepada kita silih berganti. Tinggal kita sebagai hamba menyikapi seluruh ujian / cobaan yang datang tersebut. Reaksi kita atas ujian / cobaan dari Allah SWT. untuk tiap-tiap pribadi adalah berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang hamba Allah yang beriman tentu akan menjadi sangat penting mengetahui kiat dalam menghadapi ujian / cobaan tersebut.

Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai ujian / cobaan. Ujian / cobaan dari Allah SWT. dapat berupa kesusahan maupun kesenangan, dan sebagai sunnatullah hal ini berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun yang tidak beriman (kafir). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiya’ : 35)

Ibnu Katsir –semoga Allah Ta’ala merahmatinya– berkata, “
Makna ayat ini yaitu : Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang beputus asa.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/342, Cet Daru Thayyibah)

Dikarenakan seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, maka ujian / cobaan baik itu terutama kesusahan yang dihadapinya di dunia ini tidak membuatnya mengeluh / stres, apalagi berputus asa. Demikian pula apabila diberi ujian / cobaan berupa kesenangan tidak membuat dirinya menjadi lupa diri. Hal ini disebabkan karena keimanannya yang kuat kepada Allah Ta’ala sehingga membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah Ta’ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya. Dengan keyakinannya ini Allah Ta’ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorg) kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghaabun : 11)

Ibnu Katsir mengatakan, “
Makna ayat ini: seseorg yang ditimpa musibah / cobaan dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya & menggantikan musibah / cobaan dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/137)

Inilah sikap seorang mukmin dalam menghadapi ujian / cobaan yang menimpanya. Meskipun Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa ujian / cobaan itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang yang tidak beriman (kafir), akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang tidak beriman (kafir), yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah Ta’ala dalam mengahadapi ujian / cobaan tersebut. Tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya ujian / cobaan tersebut bagi seorang mukmin.

Tetaplah berprasangka baik kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah tetap menyayangi kita, walaupun kita berada di tengah-tengah keterpurukan hidup dunia ini. Yakinlah bahwa Allah akan memuliakan hamba-Nya yang
SABAR, IKHLAS serta TAWADHU' dalam menghadapi segala ujian / cobaan yang diberikan. Allah tidak pernah meninggalkan kita, kala kita membutuhkan-Nya. Yang diperlukan saat ini adalah TAWAKAL selalu atas segala sesuatu yang telah menjadi suratan baik itu berupa kenikmatan maupun ujian serta cobaan hidup. Saat kita mendapat kenikmatan hidup jangan lupa kita bersyukur kepada-Nya, saat ujian / cobaan yang berupa kesusahan hidup mendera jangan lupa juga untuk berserah / mendekatkan diri kepada-Nya. Isilah waktu hidup kita dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Hanya dengan itulah kita akan selamat dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Selalu memaafkan terhadap sesama kita adalah salah satu cara untuk dekat kepada-Nya karena sesungguhnya Allah adalah Maha Pemaaf. Jangan pernah merasa lelah lalu berputus asa dalam mencoba dan belajar dalam menjalani kehidupan ini, karena sesungguhnya Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Dan perlu diingat sebagaimana firman Allah :
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut : 64)

Sebagai hamba Allah yang beriman, kita harus menyakini dengan kesungguhan hati bahwa apa yang dianugerahkan Allah SWT. (dalam bentuk apapun), itulah yang terbaik untuk kita.
Allahul musta'aan wa 'alaihit tuklaan (ALLAH sajalah tempat kami mohon pertolongan, dan hanya kepada-Mu kami bertawakal.)
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Raihlah Keberkahan!

Raihlah keberkahan, karena hidup berkah akan selalu cukup dan kecukupan itu akan memperoleh keberkahan. Banyak orang yang meninggal dunia dalam keadaan merugi sebelum terwujudnya impian, belum sempat untuk beramal karena sibuk mengejar harta. Gemerlap dunia ibarat meminum air laut semakin banyak diminum semakin menambah rasa haus dan tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang sudah dimiliki.

Orang yang tidak pernah puas maka ia tidak akan pernah bahagia. Hidupnya menjadi tidak berkah dan menderita. Namun orang yang merasa cukup dengan apa yang dimiliki maka Allah memberikan karuniaNya yang berlimpah. 'Barangsiapa yang memasrahkan kebutuhannya kepada Allah, niscaya Dia akan mendatangkan kepadanya rizki dengan segera atau menunda kematiannya.' (HR. Ahmad).

Bila hidup kita berkah, akan selalu merasa cukup dan bila kita kita merasa berkecukupan maka kita memperoleh keberkahan. 'Sesungguhnya Allah yang Maha Luas karuniaNYa lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hambaNya dengan rizki yang telah Dia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pemberian Allah maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rizki untuknya dan barangsiapa yang tidak ridha niscaya rizkinya tidak diberkahi (HR. Ahmad).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Jadilah Mukmin Yang Kuat

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda, 'Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal2 yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, janganlah engkau lemah. (HR. Muslim). Itulah sebabnya, jika hendak memilih teman sejati atau pasangan hidup sesungguhnya, lihatlah dirinya ketika menghadapi masalah dan bagaimana cara dia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sosok pribadi yang sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyelesaikan masalahnya.

Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justru harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.

Kita didesain oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal kita bisa memecahkan masalah yang sulit, dengan hati kita bisa menerima kenyataan yang pahit, dengan nurani kita bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu kita menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.

Kita di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di sisi lain kita juga menyukai kesulitan. Kita tidak selalu lari dari kesulitan, sebaliknya justru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung.

Banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa? karena kita memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah. Ada keindahan dalam kesulitan yaitu disaat kita menyandarkan semua kesulitan kepada Sang Khaliq.

wasalam. :)
http://ozifirmansyah.blogspot.com/