Ozi FiRmaNsYaH

Ozi FiRmaNsYaH
10.10.10

Rabu, 15 Desember 2010

۞ Kebahagiaan Yang Menyembuhkan Luka

Kebahagiaan yang amat besar dirasakannya dalam kehidupan keluarga. Kasih sayang yang tak ternilai dan perhatian satu sama lain dalam rumah tangga membuat dirinya merasa dunia ini miliknya dan seolah tidak akan pernah berakhir. Maka kematian suaminya yang secara tiba-tiba membuat ia terkejut, shock dan marah, marah kepada semua orang dan marah kepada Sang Khaliq. Mencoba untuk mengasihani diri, namun tak kunjung usai malah menjadi tertekan, depresi, putus asa dan marah kepada Allah, 'Mengapa Allah memberikan aku penderitaan seperti ini? Aku tidak pernah melupakanNya? Aku capek, letih, menghadapi semua ini, kalo memang Allah sayang kepada hambaNya, mengapa aku harus diberi penderitaan yang berat?'

Sampai pada suatu seorang teman mengajaknya mengikuti kegiatan di Rumah Amalia, di sana ia menemukan kehidupannya kembali. Melalui doa dan kegiatan anak-anak Amalia ia menyadari bahwa penderitaannya belum seberapa dibandingkan begitu banyak orang lain yang jauh menderita. ia tergugah hati melihat begitu banyak orang yang menemukan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan menyerahkan diri kepadaNya dengan melalui begitu banyak cobaan dan penderitaan di dalam hidup mereka.

Akhirnya beliau bertekad untuk mengubah hidupnya menjadi keberserahan diri kepada Allah. Ibu itu menemukan dirinya kembali, keadaannya dan berusaha membantu anak-anak Amalia yang membutuhkan bantuan sebatas kemampuannya.Kebahagiaan itu telag hadir menyembuhkan luka dihatinya karena kehilangan suami yang dicintainya. Imannya kembali pulih. Ibadah sholatnya semakin giat, bagi beliau sholat dapat mengubah yang buruk menjadi baik dan yang salah menjadi benar. 'Cukuplah Allah sebagai penolong dan pelindungku,' tutur beliau dengan senyum kebahagiaan di Rumah Amalia.

--
Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 173-174).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Memberi Mengobati Luka Dihati

Dalam kehidupan kita sehari-hari hampir mudah tanpa kesulitan kita bisa menemukan orang yang kecewa, marah dan sakit hati dimana-mana. Ditelevisi, koran, radio, dijalanan, supermarket, pasar bahkan di dalam rumah. Mulai demo mahasiswa yang kecewa dengan pemerintah, karyawan yang kecewa dengan manajemen perusahaan, suami yang kecewa dengan istri, istri kecewa dengan suami, anak kecewa kepada orang tua, orang tua kecewa kepada anak. Murid kecewa kepada guru atau sebaliknya semua menjadi terlihat lazim kehidupan ini dipenuhi dengan taman bunga kekecewaan, kemarahan dan sakit hati.

Maka kita menjadi begitu mudah menemukan penderitaan dariapada kegembiraan, lebih mudah menemukan orang yang sakit hati daripada orang yang senantiasa bersyukur, lebih mudah ketemu dengan wajah yang cemberut daripada wajah yang tersenyum. Bahkan saya sering mendapatkan keluhan seperti ini,  kenapa saya sudah sholat dan berdzikir tetap saja hati saya masih terasa perih?' Luka dihati adalah akibat kekecewaan karena kebiasaan kita untuk mencari, meminta dan menuntut agar kehidupan memenuhi keinginan kita padahal di dalam kehidupan kita telah menyediakan yang terbaik untuk kita. Sholat dan dzikir menjadi tidak berarti apabila tubuh kita masih dikuasai oleh hawa nafsu keinginan dan tuntutan yang tiada habisnya. Berbagai keluhan muncul dari susah berkonsentrasi, dikendalikan marah, masa lalu yang menyakitkan, masa depan yang menakutkan sampai rizki yang tidak pernah cukup, semua itu muaranya adalah KEKECEWAAN.

Sholat dan berdzikir mengajarkan kita agar senantiasa mengingat Allah, menyerahkan kehidupan sebagaimana yang menjadi ketetapanNya. Kita berjalan dengan cahaya ilahiah. Bila hati kita sudah mampu berserah kepada Allah, kita tidak mencari, meminta dan menuntut melainkan 'Memberi.' Di dalam aktifitas memberi mensucikan hati kita dari segala kotoran hati sehingga bisa dipahami bagi mereka yang rajin memberi mengalami banyak keajaiban seperti jarang sakit, rizki yang berlimpah dan mudah sekali wajah untuk tersenyum. Ditengah kondisi sosial seperti sekarang yang serba meminta dan menuntut, kegiatan memberi menjadi terasa indah sebab memberi bagaikan cahaya matahari ditengah kegelapan. Cahaya itulah yang menerima kegelapan hati kita ketika dipenuhi dengan meminta dan menuntut.

Akan semakin indah apabila memberi menjadi obat luka dihati terutama setiap kali kita memberi tidak disertai dengan harapan atau menuntut dari apa yang telah kita berikan. Banyak kisah teman yang menuturkan bagaiman keajaiban memberi dengan penuh keikhlasan mengalami 'Unexpected Harvestings.' Menuai hasil yang tidak diharapkan, memetik buah dari pemberian dengan penuh keikhlasan, seperti senyuman yang dijumpainya setiap saat, sembuh dari sakit tanpa disangka dan diduga, pertolongan Allah disaat terjepit, perhatian, makin disukai banyak teman, usaha yang semakin maju, karier yang melejit, keluarga yang senantiasa rukun dan bahagia. Masih banyak lagi kisah yang menceritakan keajaiban memberi, yang membuat hidup ini menjadi indah. Mengubah air mata menjadi permata. Hidup bagai ditaman bunga yang penuh warna.

'Dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada hambaNya yang senantiasa ia memberi petolongan kepada saudaranya.' (HR. Muslim).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

Selasa, 14 Desember 2010

۞ MENGHADAPI COBAAN

Setiap jalan menuju kebajikan, kebahagian memang terkadang tidak seperti yang kita bayangkan sebelumnya. Penuh dengan duri, penuh dengan ujian serta terkadang menyakitkan hati. Dalam kehidupan saat ini yang didalamnya banyak terdapat hal-hal yang merupakan ujian / cobaan dari Allah SWT. itu datang kepada kita silih berganti. Tinggal kita sebagai hamba menyikapi seluruh ujian / cobaan yang datang tersebut. Reaksi kita atas ujian / cobaan dari Allah SWT. untuk tiap-tiap pribadi adalah berbeda satu dengan yang lainnya. Sebagai seorang hamba Allah yang beriman tentu akan menjadi sangat penting mengetahui kiat dalam menghadapi ujian / cobaan tersebut.

Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai ujian / cobaan. Ujian / cobaan dari Allah SWT. dapat berupa kesusahan maupun kesenangan, dan sebagai sunnatullah hal ini berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun yang tidak beriman (kafir). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiya’ : 35)

Ibnu Katsir –semoga Allah Ta’ala merahmatinya– berkata, “
Makna ayat ini yaitu : Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang beputus asa.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/342, Cet Daru Thayyibah)

Dikarenakan seorang mukmin dengan ketakwaannya kepada Allah Ta’ala, memiliki kebahagiaan yang hakiki dalam hatinya, maka ujian / cobaan baik itu terutama kesusahan yang dihadapinya di dunia ini tidak membuatnya mengeluh / stres, apalagi berputus asa. Demikian pula apabila diberi ujian / cobaan berupa kesenangan tidak membuat dirinya menjadi lupa diri. Hal ini disebabkan karena keimanannya yang kuat kepada Allah Ta’ala sehingga membuat dia yakin bahwa apapun ketetapan yang Allah Ta’ala berlakukan untuk dirinya maka itulah yang terbaik baginya. Dengan keyakinannya ini Allah Ta’ala akan memberikan balasan kebaikan baginya berupa ketenangan dan ketabahan dalam jiwanya. Inilah yang dinyatakan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya :
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa (seseorg) kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk ke (dalam) hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghaabun : 11)

Ibnu Katsir mengatakan, “
Makna ayat ini: seseorg yang ditimpa musibah / cobaan dan dia meyakini bahwa musibah tersebut merupakan ketentuan dan takdir Allah, sehingga dia bersabar dan mengharapkan (balasan pahala dari Allah Ta’ala), disertai (perasaan) tunduk berserah diri kepada ketentuan Allah tersebut, maka Allah akan memberikan petunjuk ke (dalam) hatinya & menggantikan musibah / cobaan dunia yang menimpanya dengan petunjuk dan keyakinan yang benar dalam hatinya, bahkan bisa jadi Dia akan menggantikan apa yang hilang darinya dengan yang lebih baik baginya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/137)

Inilah sikap seorang mukmin dalam menghadapi ujian / cobaan yang menimpanya. Meskipun Allah Ta’ala dengan hikmah-Nya yang Maha Sempurna telah menetapkan bahwa ujian / cobaan itu akan menimpa semua manusia, baik orang yang beriman maupun orang yang tidak beriman (kafir), akan tetapi orang yang beriman memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang tidak beriman (kafir), yaitu ketabahan dan pengharapan pahala dari Allah Ta’ala dalam mengahadapi ujian / cobaan tersebut. Tentu saja semua ini akan semakin meringankan beratnya ujian / cobaan tersebut bagi seorang mukmin.

Tetaplah berprasangka baik kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah tetap menyayangi kita, walaupun kita berada di tengah-tengah keterpurukan hidup dunia ini. Yakinlah bahwa Allah akan memuliakan hamba-Nya yang
SABAR, IKHLAS serta TAWADHU' dalam menghadapi segala ujian / cobaan yang diberikan. Allah tidak pernah meninggalkan kita, kala kita membutuhkan-Nya. Yang diperlukan saat ini adalah TAWAKAL selalu atas segala sesuatu yang telah menjadi suratan baik itu berupa kenikmatan maupun ujian serta cobaan hidup. Saat kita mendapat kenikmatan hidup jangan lupa kita bersyukur kepada-Nya, saat ujian / cobaan yang berupa kesusahan hidup mendera jangan lupa juga untuk berserah / mendekatkan diri kepada-Nya. Isilah waktu hidup kita dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Hanya dengan itulah kita akan selamat dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Selalu memaafkan terhadap sesama kita adalah salah satu cara untuk dekat kepada-Nya karena sesungguhnya Allah adalah Maha Pemaaf. Jangan pernah merasa lelah lalu berputus asa dalam mencoba dan belajar dalam menjalani kehidupan ini, karena sesungguhnya Allah adalah Maha Pengasih dan Penyayang. Dan perlu diingat sebagaimana firman Allah :
وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut : 64)

Sebagai hamba Allah yang beriman, kita harus menyakini dengan kesungguhan hati bahwa apa yang dianugerahkan Allah SWT. (dalam bentuk apapun), itulah yang terbaik untuk kita.
Allahul musta'aan wa 'alaihit tuklaan (ALLAH sajalah tempat kami mohon pertolongan, dan hanya kepada-Mu kami bertawakal.)
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Raihlah Keberkahan!

Raihlah keberkahan, karena hidup berkah akan selalu cukup dan kecukupan itu akan memperoleh keberkahan. Banyak orang yang meninggal dunia dalam keadaan merugi sebelum terwujudnya impian, belum sempat untuk beramal karena sibuk mengejar harta. Gemerlap dunia ibarat meminum air laut semakin banyak diminum semakin menambah rasa haus dan tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang sudah dimiliki.

Orang yang tidak pernah puas maka ia tidak akan pernah bahagia. Hidupnya menjadi tidak berkah dan menderita. Namun orang yang merasa cukup dengan apa yang dimiliki maka Allah memberikan karuniaNya yang berlimpah. 'Barangsiapa yang memasrahkan kebutuhannya kepada Allah, niscaya Dia akan mendatangkan kepadanya rizki dengan segera atau menunda kematiannya.' (HR. Ahmad).

Bila hidup kita berkah, akan selalu merasa cukup dan bila kita kita merasa berkecukupan maka kita memperoleh keberkahan. 'Sesungguhnya Allah yang Maha Luas karuniaNYa lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hambaNya dengan rizki yang telah Dia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pemberian Allah maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rizki untuknya dan barangsiapa yang tidak ridha niscaya rizkinya tidak diberkahi (HR. Ahmad).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Jadilah Mukmin Yang Kuat

Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam bersabda, 'Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah. Namun keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal2 yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah kepada Allah, janganlah engkau lemah. (HR. Muslim). Itulah sebabnya, jika hendak memilih teman sejati atau pasangan hidup sesungguhnya, lihatlah dirinya ketika menghadapi masalah dan bagaimana cara dia menyelesaikan masalah tersebut. Sebab sosok pribadi yang sesungguhnya terlihat disaat bagaimana dia menyelesaikan masalahnya.

Imam Gazali dalam Ihya `Ulumuddin mengatakan bahwa setiap kali target ditingkatkan maka jalannya menjadi sulit, kendalanya banyak dan dibutuhkan waktu lebih lama, kullama zada al mathlub sho`uba masalikuhu wa katsura `aqabatuhu wa thala zamanuhu. Jadi tingkat kesulitan berhubungan dengan tingkat target. Jika orang ingin sekedar senang dalam hidup, maka ia dapat mencari kesenangan instan, pergi ke tempat hiburan, berfoya-foya dan berpesta pora. Tetapi jika seseorang ingin meraih kebahagiaan, maka ia justru harus siap menderita menghadapi kesulitan, melupakan kesenangan jangka pendek.

Kita didesain oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan sempurna, memiliki akal sebagai alat berfikir, hati sebagai alat memahami, nurani sebagai alat interospeksi, syahwat sebagai penggerak tingkah laku dan hawa nafsu sebagai tantangan. Kesemuanya itu dirancang untuk menghadapi medan kehidupan yang sulit. Dengan akal kita bisa memecahkan masalah yang sulit, dengan hati kita bisa menerima kenyataan yang pahit, dengan nurani kita bisa mundur selangkah demi memperbaiki diri, dengan syahwat membuat manusia dinamis mencari dan dengan hawa nafsu kita menjadi tertantang untuk mampu mengendalkan diri.

Kita di satu sisi memang menyukai stabilitas dan kenyamanan hidup, tetapi di sisi lain kita juga menyukai kesulitan. Kita tidak selalu lari dari kesulitan, sebaliknya justru menantang kesulitan. Jika dalam kehidupan sehari-hari hidup selalu stabil dan nyaman tanpa menjumpai kesulitan, maka dibuatlah stimulasi agar orang menaklukkan kesulitan buatan. Mahasiswa berlomba naik tebing buatan (wall climbing), pembalap mobil mencari medan berlumpur, yang berperahu mengikuti arum jeram, setiap agustusan orang ramai-ramai memanjat pohon pinang yang dilumuri olie, yang sudah punya dua kaki justeru berlomba lari dalam karung.

Banyak sekali kesulitan yang sengaja dibuat untuk ditaklukkan, mengapa? karena kita memang memiliki tabiat tertantang. Kesulitan buatan pada umumnya hanya melahirkan kesenangan, yakni senang menjadi juara, tetapi belum tentu sampai kepada kebahagiaan. Kesusahan biasanya menambahi kesulitan, tetapi tidak semua kesulitan membuat susah. Ada keindahan dalam kesulitan yaitu disaat kita menyandarkan semua kesulitan kepada Sang Khaliq.

wasalam. :)
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

Senin, 13 Desember 2010

۞ Bersikaplah Optimis!

Bersikaplah optimis ,karena optimis tertanam keyakinan akan datangnya kesembuhan ketika sakit, keyakinan akan datang kesuksesan ketika gagal, keyakinan akan datang bahagia ketika sedang bersedih, keyakinan akan datang kemuliaan ketika sedang terpuruk. keyakinan bahwa semua penderitaan akan berakhir dengan baik. Keyakinan akan dapat mengatasi berbagai kesulitan hidup dan hilangnya semua kesedihan maka menumbuhkan harapan dan percaya diri yang dapat menolak berbagai macam prasangka buruk yang menyebabkan putus asa, perasaan bersalah dan lemah tak berdaya yang membuat kita depresi serta jauh dari rahmat Allah.

Betapa indahnya bila kita bersikap optimis, yang membukakan pintu kebahagiaan, harapan dan ketenangan hati terhadap rasa pedih, menghimpun segala kekuatan dan membangkitkan semangat untuk mendapatkan pertolongan Allah. 'karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS. al-Insyiraah : 5-6).

Jadi, kita tidak perlu merasa keberhasilan datangnya terlambat, tidak menjadikan diri kita menderita dan tidak gelisah menghadapi masa mendatang karena segala urusan dalam hidup kita berada dalam genggaman Allah. Berserah diri kepada Allah seluruh tubuh, pikiran, jiwa dan hidup kita kepada Allah, mengakui diri kita tidak memiliki daya dan upaya kecuali hanyalah Allah semata. Sikap inilah yang menumbuhkan optimis dalam hidup kita.

'Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.' (QS. at-Talaaq : 3).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Kuatkanlah Iman!

Siapapun orangnya bila mendadak tertimpa kedukaan akan selalu membuatnya menangis, tidak dapat menerima keadaan yang terjadi. Berbeda bila kita sudah memperhitungkan jika kematian diawali dengan sakit yang sudah cukup lama, maka rasa sakit mengiringi kepergian itu tidaklah begitu perih. Jika kematian, kehilangan atau perpisahan itu terjadi tiba-tiba sama sekali tidak kita duga maka hal itu cukup menimbulkan luka dihati yang teramat dalam.

Tergantung pada tingkat keimanan seseorang, bagi orang yang imannya tidak kokoh kehilangan orang yang dicintai membuat jiwa menjadi tidak terkontrol. Perasaan sedih pada awalnya dan tingkah laku sering membuat seseorang menjadi lupa diri. Dihadapan siapapun yang ia jumpai, ia akan menangis. Ada yang jatuh pingsan atau marah tidak terkendali.

Jika kesedihan sudah berlalu seiring waktu, maka mulai sadarkan diri. Menyambut teman yang datang, mulai menguasai diri, sedikit senyuman dan tidak terlalu larut dalam kedukaan. Demikian pula pada orang yang kehilangan orang yang dicintai karena berpisah akan selalu dihinggapi rasa marah, benci, dendam, kesal. Namun berjalan secara perlahan, sikap seseorang dalam menghadapi kedukaan akan berubah menjadi tenang. Jadi, kuatkanlah iman! Banyak kebaikan yang Allah berikan dalam hidup kita sekalipun hal itu telah membuat hati kita terasa perih, terluka dan kita tidak suka.

'Barangkali kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak' (QS. al-Baqarah : 216).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Hidup Adalah Anugerah

Kesepian setelah perceraian dengan seseorang yang dicintai yang semula diharapkan menjadi teman dalam perjalanan hidup menimbulkan perasaan perih dan luka dihati, rasa penyesalan atas keputusan yang tergesa-gesa hanya terdorong jengkel, marah, benci dikhianati oleh perbuatan suami yang dinilai telah menjatuhkan harga diri. Kemudian timbul kesulitan demi kesulitan menerpa dalam hidupnya. Rasa bersalah karena keputusannya telah membuat dirinya dan anak-anaknya terpuruk dalam penderitaan. Masalah keuangan, pandangan masyarakat dan keluarga, berbagai konflik batin membuatnya menjadi tertekan.

Namun, alhamdulillah. Ketekunan dalam mendekatkan diri kepada Allah membuat dirinya bertahan menghadapi penilaian negatif. Justru dalam kesendirian dan kesepian, ia semakin mengenal dan menemukan dirinya, semakin mengerti hakekat hidup dan mengisi dengan berbagai aktifitas yang positif untuk dirinya, anak-anaknya dan untuk masyarakat disekitarnya. Juga kehadiran dirinya di Rumah Amalia. Saya mengatakan kepada beliau bahwa hidup ini adalah anugerah, hidup ini lebih berharga daripada harga diri kita.

Semua itu diperolehnya tidak begitu saja, melainkan berkah dari ketekunan dan usahanya untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Kesempatan mengikuti kegiatan di Rumah Amalia membuat dirinya semakin menyadari bahwa masih banyak yang dilakukan sebagai hamba Allah dan melakukan kebaikan bagi sesama. Beliau menyadari bahwa masih banyak cobaan yang akan dihadapinya namun dirinya berharap mampu melewati semua itu sampai akhir hayatnya tiba dan kini sudah tidak ada lagi kebencian, marah, dendam dan penyesalan, tidak ada lagi kesepian dan kesendirian atau tertekan seperti dulu lagi karena beliau menyakini hidup ini adalah anugerah yang diberikan Allah kepada dirinya agar senantiasa disyukuri.

'Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.' (QS. Ali Imran : 173-174).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Keajaiban Sabar Dan Sholat



Ketika dunia hampir dikuasai dengan pendekatan teknis dan teknologi muncul kehidupan yang kering, mekanistik bahkan ganas. Produk teknologi tanpa visi cinta kasih Ilahiah menjadikan hidup begitu teknis melayani tuntutan manusia pada level 'animality'. Ketiadaan 'sense of meaning' yang menimpa masyarakat industri begitu mudah menyeret kita pada situasi putus asa dan bunuh diri. Bunuh diri merupakan suatu bentuk kegawatdaruratan dalam bidang psikiatri, bunuh diri sendiri sebuah tindakan pengakhiran hidup yang dilakukan dengan sengaja. Bahkan tindakan ini juga dikatakan sebagai bentuk tindakan penghancuran diri yang dilakukan secara sadar, bukan tindakan yang acak dan tanpa tujuan.

Dalam pandangan Emile Durkheim, ada tiga kelompok, kelompok pertama egoistic, adalah yang melakukan tindakan bunuh diri karena tidak mempunyai ikatan yang kuat dengan kelompok sosialnya dalam pengertian merasa dikucilkan, tidak menikah, bercerai. Kedua, kelompok altruistic, yang melakukan bunuh diri sebagai bentuk loyalitas, pengabdian pada kelompoknya. misalnya harakiri. Kelompok ketiga, anomic, tindakan bunuh diri yang diakibatkan tidak mampu menghadapi perubahan nilai dan standar hidup di masyarakat, misalnya kehilangan pekerjaan, krisis moneter berakibat ditutupnya usaha.

Dari sisi psikologi memandang adanya fantasi yang didalamnya keinginan untuk melakukan balas dendam, kekuatan, kontrol dan hukuman, keinginan untuk bersatu dengan mereka yang sudah meninggal atau memperoleh kehidupan yang baru, Fantasi ini terjadi pada umumnya karena kehilangan cinta dan kasih sayang atau bentuk narsistik. Menurut Teori Freud, bunuh diri atau penghancuran diri merupakan bentuk agresif yang diarahkan kepada keinginan melawan diri sendiri yang memasuki ruang alam bawah sadar, ambivalensi akibat kehilangan cinta dan kasih sayang.

Itulah sebabnya dalam pandangan Islam penghayatan kasih sayang menjadi sebuah pencegahan terhadap proses penghancuran diri atau bunuh diri. penghayatan kasih sayang berarti memahami tentang ridha. Ridha merupakan sikap dasar pengetahuan, kesadaran dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah meluap memenuhi ruang dan waktu serta sesungguhnya kita hidup dalam lingkup kasih sayangNya. Sikap ridha akan selalu berpikir positif terhadap hidup karena dibalik fragmen kehidupan yang terkadang tampil adegan-adegan yang pahit dan buram yang dibaliknya terkandung hikmah dari pancaran kasih sayang Allah.

Keridhaan kenapa bisa mencegah terjadinya bunuh diri? Karena pemahaman keridhaan berarti akan selalu melihat dan menunggu hadirnya hikmah dibalik semua musibah. Setiap musibah menyimpan dua kemungkinan. Pertama, Allah melimpahkan kasih sayang dan teguranNya pada kita melalui cobaan dan musibah dan kedua, suatu musibah muncul karena kelalaian diri kita sendiri. Maka ritme hidup ini senantiasa dialektika antara syukur dan sabar, harapan dan kecemasan, antara kelegaan dan penyesalan. Namun demikian keridhaan akan menghadapinya dengan sikap optimis dan pandangan hidup yang positif karena yakin kasih sayang Allah terbentang melalui dua sayap, disatu sisi melalui sayap Rahman dan RahimNya dan sisi lainnya, melalui taubah dan maghfirah atau ampunanNya.

Jadi, bila sedang menghadapi masalah, jangan membiarkan tenggelam dalam kesepian dan kesendirian. Segeralah ambil air wudhu dan sholat, mengadulah kepada Allah serta bersabarlah dengan berbagai masalah kehidupan yang tengah kita hadapi maka kita akan terhindar dari segala bentuk marabahaya yang menghancurkan diri kita sendiri. Itulah keajaiban sabar dan sholat. Sebagaimana Firman Allah, 'Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.' (QS. al-Baqarah : 153).
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Mukjizat Sholat Dan Doa

Dzikir Mengatasi Kecemasan
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

Pernah ada yang bertanya kepada saya begini, 'Mas Agus, kenapa ya bila saya cemas bisa sampai berkeringat dingin, seluruh tubuh terasa lemas, saya kayak mau mati.' Saya kemudian bertanya padanya, 'Sebabnya kenapa?' ia menjawabnya, 'karena saya pernah periksa ke dokter dan dokter itu mengatakan saya menderita hipertensi, sejak itu saya merasakan bibir saya pecah-pecah, kering dan dada seperti sesak, kondisi itu terjadi bila saya sedang berada dalam keramaian, segera saya minum air , setelah itu merasa lega, gangguan itu menghilang namun gangguan itu bisa muncul kapan saja bahkan sekarang terbilang sering sampai saya takut untuk beraktifitas, takut kehabisan air, takut mati dijalan.'

Itulah gambaran gejala kecemasan dan kepanikan yang makin banyak diderita oleh masyarakat dengan intensitas kerja yang begitu tinggi. Gangguan cemas berat yang berulang, tidak terbatas pada situasi atau rangkaian peristiwa tertentu, karena datangnya tanpa kita duga sebelumnya. Gejala kecemasan atau ketakutan terhadap sesuatu akan terjadi, takut di PHK, takut ditinggal oleh suami atau istri, takut dicopot dari jabatan atau takut miskin menyebabkan timbulnya somatik seperti berdebar-debar, nyeri hati, badan sakit. Gejala yang lainnya seperti napas memendek, lemah, leher terasa tercekik, kepala pusing, berkeringat, tubuh bergetar, perasaan mual, gangguan pada perut, terhuyung-huyung, mau pingsan. Hal itu terjadi hanya selama beberapa menit, terkadang bisa juga lama. Siapapun yang mengalami serangan kecemasan dihinggapi ketakutan, terburu-buru meninggalkan tempat tertentu seperti kerumunan orang banyak, di dalam bus atau pasar bahkan kalo yang sudah berat bisa langsung pingsan.

Pertanyaannya lantas bagaimana kita agar terbebas dari kecemasan seperti itu? Pertama, Hindarilah minum obat penenang. obat hanya menghilangkan gejalanya, tidak menyembuhkan. kesembuhan datang dari cara kita mendekatkan diri kepada Allah. Itulah sebabnya dzikir adalah obat yang paling ampuh mengatasi kecemasan dalam hidup kita. Kedua, Dzikir sebagai media bersyukur. Bersyukurlah disetiap perubahan hidup kita, perubahan yang membuat kita senang atau bersedih, bahagia atau menderita haruslah disyukuri. Ketiga, berdizikir sebagai bentuk kepasrahan kepada Allah. Apapun yang terjadi serahkan semua itu kepada Allah maka sikap berserah diri kepada Allah membuat hati kita menjadi tenang dan menghilangkan kecemasan. Sebagaimana Firman Allah,

'Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.' (QS. ar-Raad : 28).

http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ KENAPA PEREMPUAN MUDAH MENANGIS

  ♣  KENAPA PEREMPUAN MUDAH MENANGIS ♣

Note: Di bawah ini hanyalah sebagai pengetahuan kepada anda sekalian untuk mengetahui kenapa perempuan mudah menangis. Supaya bagi mereka-mereka yang lelaki tahu, kenapa teman wanita mereka terlalu mudah untuk mengalirkan air mata sekiranya berlaku sesuatu dalam perhubungan.
Suatu hari, seorang anak bertanya kepada ibunya, “Ibu, mengapa ibu menangis?” Ibunya menjawab, “Sebab ibu adalah perempuan, nak.”
“Saya tidak mengerti ibu,” kata si anak.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kau memang tak akan mengerti”
Kemudian si anak bertanya kepada ayahnya. “Ayah, mengapa ibu menangis?” “Ibumu menangis tanpa sebab yang jelas,” sang ayah menjawab.
“Semua perempuan memang sering menangis tanpa alasan.”
Si anak membesar menjadi remaja, dan dia tetap terus bertanya-tanya, mengapa perempuan menangis? Hingga pada suatu malam, dia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa perempuan mudah menangis?” Dalam mimpinya dia merasa seolah-olah mendengar jawapannya:
“Saat Ku ciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.
“Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila dia telah membesar.
“Kuberikan keperkasaan yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.
“Ku berikan kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat, tanpa berkeluh kesah.
“Kuberikan wanita perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam apa jua keadaan dan situasi. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada anak- anak yang mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didakap dengan lembut olehnya.
“Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sukar dan menjadi pelindung baginya. Sebab bukankah tulang rusuk yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak..?
“Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyedarkan bahawa suami yang baik adalah yang tidak pernah melukai isterinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.
“Dan akhirnya, Kuberikan wanita air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus kepada wanita, agar dapat dia gunakan bila-bila masa pun dia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, kerana sebenarnya air mata ini adalah “air mata kehidupan.”
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Beruntunglah Kita Yang Mensucikan Jiwanya

Add caption
Kita sebagai khalifah Allah dilengkapi dengan pelbagai kelebihan, tetapi sebagai hamba Allah, ia juga memiliki berbagai kelemahan. Disamping potensi untuk kebaikan, pada diri kita juga terdapat potensi yang menjerumuskanya ke lembah kehinaan. Di satu sisi, kita sebagai manusia memiliki fitrah berketuhanan seperti yang disebut dalam surat ar Rum/ 30: 30 yang menyebabkan ia rindu untuk mendekatkan diri (taqarrub dan taraqqi) kepada Allah, tetapi pada sisi yang lain ,manusia memiliki hawa nafsu yang cenderung suka mengejar kenikmatan sesaat yang sifatnya rendah yang jika diturut, akan menjauhkan hubungan manusia itu dengan Nya.

Dalam surat Ali Imran 14 disebutkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk mengikuti dorongan syahwatnya manyangkut wanita, anak-anak, perhiasan emas perak, kendaraan, ternak dan tanah ladang. Kesemua hal tersebut bagi manusia mengandung makna kenikmatan, kebanggaan dan manfaat, dan kesemuanya itu merupakan harta yang bersifat duniawi.

Salah satu penghambat hubungan manusia dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah cinta harta atau hubb ad dunya, mencintai hal-hal yang berskala dekat. Untuk mendekat kepada Allah, terlebih dahulu manusia harus bersih jiwanya, dan cinta harta merupakan salah satu daki yang mengotori jiwanya itu. Salah satu bentuk sifat orang yang cinta harta adalah kikir, dan ia benar-benar merusak jiwa manakala dipatuhi, seperti yang dikatakan dalam hadis Nabi Riwayat Tabrani bahwa satu dari tiga hal yang merusak manusia adalah sifat kikir yang dipatuhi .

Oleh karena itu metode melawan kekikiran adalah tidak mematuhinya yakni dengan cara mengeluarkan sebagian hartanya untuk sadaqah, meski hawa nafsunya menyuruh yang sebaliknya. Perlawanan terus menerus terhadap sifat kikir itu merupakan proses tazkiyyah, dan karena kuatnya pengaruh hawa nafsu maka Al-Qur'an mengisyaratkan perlunya campur tangan kekuasaan untuk melakukan perlawanan terhadap sifat kikir manusia dalam bentuk perintah mengambil zakat bagi yang sudah berkewajiban seperti yang disebut dalam surat at Taubah/9:103 Alqur'an sangat konsisten dalam menganjurkan pengeluaran harta, baik yang diwajibkan (zakat) maupun yang dianjurkan (sedekah), sampai nafs yang sudah tercemar dapat kembali menjadi nafs zakiyyah, seperti pendapat Abu Amr Ibn al A'la yang dikutip oleh ar Razi, yakni nafs yang tidak lagi terbelenggu oleh dorongan-dorongan syahwat.

Apa yang dilakukan oleh Abu Bakar Siddik ketika beliau mengeluarkan harta untuk membebaskan Bilal, seorang budak muslim yang sedang disiksa oleh majikannya karena keislamannya dipandang sebagai perwujudan dari jiwa yang sudah bersih. Seperti yang banyak disebut oleh para mufassir bahwa turunnya surat al Lail/95:18 - adalah berkenaan dengan perbuatan Abu Bakar tersebut. Dapat disebut sebagai puncak tazkiyyah adalah apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim ketika beliau siap melaksanakan perintah Allah menyembelih puteranya, Isma'il, karena posisi Isma'il bagi Ibrahim adalah harta yang tak ternilai, melebihi nilai seluruh hartanya.

Sebagaimana halnya kodrat kita di hadapan kekuasaan Allah, kita tidak bisa menjamin keberhasilan usahanya melakukan tazkiyyah, sebagaimana Rasul juga tidak bisa menjamin keberhasilan usahanya berdakwah sampai-sampai pamannya sendiri tidak beriman
seperti yang disebut dalam surat al Qasas/28 : 56. Dalam hal ini Al Qur'an disamping memuji orang yang berusaha melakukan tazkiyah juga menyebut tentang adanya hak otonomi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Surat anNur 21 dan anNisa/5: 49 menyebutkan bahwa Allah mensucikan jiwa dari orang-orangyang dikehendaki Nya.




http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Mari Kita Bersyukur Yuk!



Teman, hidup ini akan menjadi indah apabila dalam kondisi apapun yang terjadi kita senantiasa bersyukur, kita panjatkan syukur kepada Allah sebab dengan bersyukur membuat hidup kita dan keluarga kita menjadi tenteram dan bahagia. Syukur adalah kesinambungan hati untuk mencintai Sang Pemberi Nikmat, kesinambungan anggota badan untuk mentaatiNya dan kesinambungan lisan untuk mengingat dan memujiNya.

Syukur hati adalah apabila kita mengakui bahwa apapun yang ada pada diri kita datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana firmanNya. 'Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka dari Allah.' (QS. An-Nahl : 53). Itulah sebabnya jangan pernah membiarkan diri terbuai oleh nikmat, kemuliaan, ujian, cobaan dan musibah di dalam hidup sehingga kita lupa diri terhadap yang Sang Pemberi Nikmat.

Sedangkan syukur perbuatan adalah kita bekerja hanya untuk Allah, setiap hamba yang beriman senantiasa mensyukuri hidup ini dengan bekerja sebab bekerja untuk menghidupi keluarga merupakan amal kebaikan kita, sebagaimana firman Allah. 'Beramallah wahai keluarga Daud, untuk bersyukur (kepada Allah).' (QS. Saba' : 13).

Ketiga, syukur lisan adalah membicarakan nikmat Allah. 'Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau menyebut-nyebutnya' (QS. Adh-Dhuha :11). Sementara Rasulullah juga bersabda 'Membicarakan nikmat Allah adalah syukur' (HR. Ahmad). Sebagian ulama mengingatkan kita, 'barang siapa yang menyembunyikan nikmat maka dia telah kufur terhadapnya dan barangsiapa mengucapkan 'alhamdulillah' maka dia telah mensyukurinya.'

Yuk! Kita syukuri hidup ini..
 

http://ozifirmansyah.blogspot.com/


Minggu, 12 Desember 2010

۞ Sedih Hati “Bagaimana Menyikapinya?”

Dalam hidup ini, manusia tak luput dari perasaan bersedih. Sedih Hati adalah sebuah pengungkapan rasa terdalam manusia. Sebuah perasaan kekecewaan yang mampu menusuk jantung. Laksana jarum menusuk kulit. Tajam dan sakit.
Pada saat sedih melanda, kesenagan dan harapan, seakan sirna seketika. Tak ada lagi kegembiraan, tak ada lagi keceriaan. Raut wajah seakan tak terlihat natural bahkan cenderung keriput. Yang cantik terlihat kusam, yang ganteng terlihat kusut dan sebagainya
Sahabat setiaku..
Terkadang saya berfikir dan bertanya-tanya sendiri. Ber sedih hati itu baik atau buruk?
Memang sih memposisikan masalah dalam konteks hitam putih, membuat kita terlihat tidak bijaksana dalam menyikapi sesuatu. Namun saya tetap merasa ada sesuatu yang perlu di ungkap dibalik rasa sedih itu.
Sebenarnya saya ingin katakan sedih itu indah. Tapi pasti anda tidak akan puas begitu saja. jika saya tidak memberikan argumentasi yang memadai kenapa saya mengatakan sedih itu indah.
Kalau saya fikir-fikir. Orang-orang sukses itu, ”salah satu” pendongkrak motivasinya karena adanya tekanan kekecewaan dari dalam. Karena ia kecewa tidak mendapatkan apa yang semestinya bisa ia dapatkan. Maka tumbuhlah semacam ”dendam kecil” didalam dirinya.
misalnya, seseorang yang kecewa karena tidak dapat menyekolahkan anaknya. Maka timbul semacam rasa dendam kecil. “kenapa saya tidak mampu melakukan itu?”. Apa yang salah ? Dendam ini berubah menjadi sebuah kesedihan. Sedih karena tekanan bathin yang begitu dalam. Merasa lemah, tak berguna dan sebagainya..
Rasa sedih karena tidak mampu menyekolahkan anak salah satu bentuk kelemahan dari sudut pandang ekonomi. Kebanyakan orang, memandang kasus ini adalah pukulan yang sangat besar.
Dalam kasus lain misalnya, ketika orang tua sakit, tapi kita tidak mampu membiayai ongkos rumah sakitnya. Anda mungkin teringat cerita Tung Desem Waringin. Dimana waktu itu gaji Beliau sebulan tidak cukup untuk membayar biaya rumah sakit orang tuanya untuk satu hari, diluar negeri. Ia sedih dan sangat terpukul. Tapi justru kesedihan itulah yang membangkitkannya seperti sekarang.
Ringkas cerita,
Kesedihan, pada prinsipnya bisa menggiring kita menuju suatu titik arus balik yang positif.
Dimana rasa sedih itu mampu menyentuh sisi-sisi kemanusiaan kita. Kesedihan membuat kita bisa merasakan apa yang selama ini mungkin kita lupakan. Kita semakin empati, semakin bijaksana, semakin menghargai orang lain. Dan semakin menyadari bahwa pada dasarnya kita ini hanyalah manusia lemah.
Kesedihan, memang bukan unsur utama untuk menjadi orang sukses dan membuat hidup ini lebih indah. Bahkan bisa dikatakan, tidak umum dijadikan sebagai relung yang bisa mengantarkan seseorang ke gerbang sukses. Namun kesedihan salah satu cikal bakal pembuka pintu yang bisa menggugah hati kita.
Selama kita cerdas dan pas memposisikan antara rasa sedih dan keinginan yang ingin kita capai. Saya rasa moment sedih itu bisa menjadi ledakan tersendiri buat kita.
Jadi, selamat menikmati kesedihan anda. Rasakan, pahami, dan obati dengan cara-cara yang positif! Saya rasa inilah cara tepat dan baik untuk bersedih. Agar pintu hati kita bisa terbuka dan kita bisa mengetahui betapa banyak target yang sebaiknya kita selesaikan.
Bersedih, kemudian menyadari apa yang terjadi didalam lubuk hati kita, maka pelan tapi pasti, kita mulai membuka lembaran baru untuk membenahi sisi kehidupan yang lain..


jadi buat apa kita bersedih hati.... tetap tersenyum lah :) 
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ TenTang PerSaHaBaTAN

apa yang kita alami demi teman kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama.. persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang. seperti besi menajamkan besi,demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.. persahabatan di warnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur, di sakiti ,diperhatikan ,dikecewakan ,di dengar ,di abaikan ,di bantu bahkan ,di tolak. namun semua itu tidak pernah sengaja di lakukan dengan tujuan kebencian. seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindar dari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur dan meminta maaf apa ada nya. sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman. tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah. kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupannya. karena tidak ada persahabatan yang di awali dengan sikap egois. semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkan nya. banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan. namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatanya.

ingat lah mempunyai 1 sahabat sejati jauh lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri.. 

http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ MotiVasi Dalam MenjalanKan KehiduPan

jika masalah datang
pada kalian. sambutlah degan senyuman :) mencoba tulus menghadapi cobaan
yang di berikan oleh Allah. jika mampu melewatinya.sunguh manis
yang akan di daptkan. namun jagn bersenang hati dlu. cobaan yg
sulit akan datang kmbali. maka dari itu.kalian harus bersbar & tErus bersabar .sampai menemukan titik kebahagiaan yang abadi..yaitu surga.surga hanya untuk orang orang yang sabar.. karn kesabran kunci dari setiap permasalahan.& itu lah sesungguhnya kehidupan.jangan pernah bosan jika menghadapi cobaan.
DAn
JgnLah KLiaN MeNaGis MgHadApi Cobaan.Krn SeSuGuhnya Allah MemBenCi Orang "yg MuDa PTus Asa.Jka KliAn MnaNgis MgHadApi CobaaN Yg Di BrikAn,BrArTi KliaN MenYeRah UnTk MeLewAti CoBaan Itu.CoBalah KLian Than TeTaSAn Air Mta Itu AgR Tdk Jtuh K Pi".
TrKDang MaNusia SlaLu MnAngIs MgHadPi CobaAN.Namun Itu SaNgAT D SYangKan.Krn CobaAn Hrus D Lalui Dgn Hti Yg Iklas sRta K TulusAn.Mka Bgi Kalian TrSnYumLah JKa CoBaan Itu Dtang.
jiKa iman kTa tinGgi.cobaAn yG akN kTa lalUi smAkin
sulIt.sepErti dlm gAme.semAkin tiNggi lV kIta seMakin sulIt mIsi yG
kTA dpatkan.bgItu jGa dGn keImanan jKa iMan kTa tiNggi.Allah akN
meMberikan cObaan yg sUlit ktA pcAhkan.& kuNci drI itU semuA aDalah
kSabaran.Allah SLalu Dkat Dengan OranG"Yang Sbar.& itulah sesungguhnya
kehidupan.Slalu Ad Cobaan Yg DtanG.Namun Jgn PrNah kTa BoSan SmPai
MenEMuKan Titik KebaHagiAan yang Abadi dan Tentram Selamanya..
dan sangat di sayangkan.
TrKadang STiap Orng MenGeluH Akn SBuah CobaAn/ Masalah Dlm Hidup nyA.Ha" mnding Tdur ja Kli y Klo ga mau ad Masalah/Cobaan.
Cba klian BrFikir.MngApa Hdup BGitu Bnyk Dgn Cobaan.Na Itu Dia SesunGGuhNya arti keHidupan.
jdikan Cobaan Itu sEbagai Misi Kalian.& jadikan Misi Itu Sebagai TanTAngan Dlm Hdup kaLian.Dlm Tantangan Psti Membutuhkan ...Kesabaran Bukan?
Na kta jg hrus brsabar untk Menjalani Cobaan yg Datang Kpada Kta.
SelamaT menCoba. ^^ :)
http://ozifirmansyah.blogspot.com/
 
 

۞ Manisnya Iman

Bagaimana cara mengetahui bahwa kita benar-benar telah beriman? Cara yang paling mudah dan sederhana untuk mengetahui bahwa kita benar-benar beriman adalah ketika kita tertimpa musibah, ujian atau cobaan apakah kita mampu mengembalikan segala urusan kepada Allah? Jika kita mampu mengembalikan segala sesuatu yang menimpa kita, baik suka maupun duka datangnya dari Allah. Maka kita telah benar-benar beriman.

Ketika kita mampu berpegang teguh kepada keimanan kita kepada Allah niscaya kita merasakan manisnya iman. Dalam keadaan suka kita bersyukur dan di saat kita tertimpa musibah kita mampu bersabar. kemampuan untuk bersandar kepada Allah itulah yang disebut dengan benar-benar telah 'keimanan.' Tidak ada daya upaya apapun kecuali hanya kepada Allahlah kita bersandar dan Allah memudahkan segala urusannya. Sebagaimana Firman Allah yang berbunyi,

Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusannya (QS. Ath-Thalaq : 4).

Rasulullah juga menyampaikan tips agar kita bisa merasakan manisnya iman, sebagaimana sabdanya,

'Ada tiga perkara jika seseorang mampu melakukannya maka ia akan merasakan manisnya iman. Pertama, ia mencintai Allah dan rasulNya melebihi rasa cintanya kepada orang lain. Kedua, ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. Ketiga, ia sangat benci apabila kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci apabila dimasukkan ke dalam neraka.' (HR. Muslim).

http://ozifirmansyah.blogspot.com/

۞ Cinta yAnG TuluS DAn SucI

Cinta.. merupakan suatu anugrah maha dahsyat dari Allah SWT yang harus kita jaga supaya tetap pada kemurniannya. Kata orang, ketika kita dilanda rasa itu bak orang gila saja. Bagaimana tidak, kadang kita senyum-senyum sendiri bahkan marah-marah sendiri. Mendengar namanya saja, jiwa kita jadi merinding disco. Ketika berada disampingnya banyak keanehan-keanehan yang terjadi. Belum makan katanya sudah kenyang, dahaga jadi segar, sakit jadi sembuh, sedih jadi bahagia, tidur jadi terjaga, gelap jadi terang, dan apapun kejelekan pujaan hati kita semuanya terasa indah, tak lain karena cinta..oh cinta. Tapi kalau sehari tidak bertemu, bagai seabad lebih sewindu saja. Resah, gelisah, tak tenang..dan rasa-rasanya pingin makan orang saja . Memang cinta sulit dimengerti dan difahami. Datang tiba-tiba, tak kenal situasi dan kondisi. Sungguh diluar batas fikiran manusia. Sekarang bagaimana menjaga agar cinta tetap pada kemurniannya, tidak menyimpang dari kaidah islam?
Tadinya saya sempat bingung bagaimana cara menyikapinya. Takutnya malah terjerumus ke cinta nafsu saja. Setelah saya baca buku “Managemen Cinta”-nya Pak Abdullah Nasih Ulwan, alhamdulillah jadi mengerti. Begini ringkasannya…
Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
Terbersit satu pertanyaan dalam fikiran saya, “Mengapa Allah memberi rasa cinta kepada lawan jenis kita yang notabene orang yang kita cintai adalah bukan jodoh kita, malah membuat kekecewaan mendalam dalam hati kita?”. Jika kita benar-benar renungkan, maka sesungguhnya cinta itu merupakan ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai rintangan. Apakah seseorang akan menempuh cintanya dengan cara yang terhormat dan mulia? Ataukah ia akan berjual mahal dengan cintanya, ataukah biasa-biasa saja? Apakah ia benar-benar tertarik dengan kekasihnya, ataukah sekedar main-main saja? Semua dapat diketahui setelah ia mendapatkan rintangan dalam perjalanannya. Subhanallah
Berikut beberapa hadist tentang cinta:
Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian, hingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)
Perumpamaan cinta, kasih sayang dan kelembutan sesama mukmin adalah bagaikan kesatuan dalam satu tubuh : jika salah satu anggota tubuh terasa sakit, maka akan merasakan pula bagian tubuh lainnya : tak bisa tidur dan demam. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dimana bisa kita temukan cinta suci? Bila seorang lelaki mencintai wanita ataupun sebaliknya dengan tulus, suci dan bersih dari pengaruh nafsu birahi. Sebuah cinta yang jauh dari kekejian dan terhindar dari ketidaksenonohan, namun berdasar atas rasa taqwanya kepada Allah dan kefahamannya tentang pengertian cinta menurut islam yang didukung keinginannya yang kuat didalam menjaga kesucian. Sebagai seorang muslim, hendaknya mampu menjaga dan mengendalikan diri dari gejolak cintanya yang lebih suci. Hal ini disebutkan dalam dalil nas QS An-Nur ayat 30-31, yang artinya “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dalam riwayat lain: “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sekali-kali jangan berdua-duaan (berkhalwat) dengan seorang wanita ditempat yang sunyi. Sesungguhnya setan akan menjadi orang ketiganya”.
Kesimpulannya : Bila seseorang diuji dengan cinta terhadap lawan jenisnya, tapi tak sampai/belum sampai ke jenjang pernikahan, hendaklah ia menunjukkan diri dan berusaha untuk melupakannya meski tersisa benih cinta dihatinya. Dan hendaknya ia mencurahkan segala usahanya untuk membentengi diri dari perbuatan-perbuatan yang menjerumuskannya ke lembah dosa, dengan harapan semoga Allah akan menghapuskan segala derita dan kesedihannya. Jika ada seseorang meninggal karena cinta yang sangat mendalam, ia digolongkan sebagai seorang yang mati syahid. Ini karena usahanya dalam menjaga kesucian dirinya dari dosa, sampai ia menanggung derita dengan penuh kesabaran dan mati karena menjaga kesucian dirinya.



CinTa Yang Tulus DidaLam HAti ku..
TElah BErSEmi KareNa mu..
Hati Yang gelap kini Tiada Lagi..
Telah BersinAR KarenA mu..

Semua YanG Ada Pada Mu Ohhhh...
Membuat Diri Ku Tiada BerDAya..
HanYalah Pada Mu..
HanyaLAh Untuk Mu..
SEluRuh Hidup DAn CintA Ku..
BiarKan Hujan Membasahi Bumi..
ATau Bulan TAk Nampak BErSEri..
Namun JAngan Kau Tinggalkan Cintaku..
Yang Tulus Murni Hanya Untuk Mu...
http://ozifirmansyah.blogspot.com/



۞ DI BALIK SENYUMAN NABI MUHAMMAD SAW


RAHASIA DI BALIK SENYUMAN NABI MUHAMMAD SAW


Ketika Anda membuka lembaran sirah kehidupan Muhammad saw., Anda tidak akan pernah berhenti kagum melihat kemuliaan dan kebesaran pribadi beliau saw.

Sisi kebesaran itu terlihat dari sikap seimbang dan selaras dalam setiap perilakunya,  sikap beliau dalam menggunakan segala sarana untuk meluluhkan kalbu setiap orang dalam setiap kesempatan.

Sarana paling besar yang dilakukan Muhammad saw. dalam dakwah dan perilaku beliau adalah, gerakan yang tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan energi berlimpah, meluncur dari bibir untuk selanjutnya masuk ke relung kalbu yang sangat dalam.

Jangan Anda tanyakan efektifitasnya dalam mempengaruhi akal pikiran, menghilangkan kesedihan, membersihkan jiwa, menghancurkan tembok pengalang di antara anak manusia!. Itulah ketulusan yang mengalir dari dua bibir yang bersih, itulah senyuman!

Itulah senyuman yang direkam Al Qur’an tentang kisah Nabi Sulaiman as, ketika Ia berkata kepada seekor semut,

“Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; Dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”. An Naml:19

Senyuman itulah yang senantiasa keluar dari bibir mulia Muhammad saw., dalam setiap perilakunya. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabatnya. Saat beliau menahan amarah atau ketika beliau berada di majelis peradilan sekalipun.

فهذا جرير -رضي الله عنه- يقول -كما في الصحيحين-: ما حَجَبني رسولُ الله -صلى الله عليه وسلم- منذُ أسملتُ، ولا رآني إلا تَبَسَّم في وجهي.

Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan beliau tidak melihatku kecuali beliau pasti tersenyum kepadaku.”

Suatu ketika Muhammad saw. didatangi seorang Arab Badui, dengan serta merta ia berlaku kasar dengan menarik selendang Muhammad saw., sehingga leher beliau membekas merah. Orang Badui itu bersuara keras, “Wahai Muhammad, perintahkan sahabatmu memberikan harta dari Baitul Maal! Muhammad saw. menoleh kepadanya seraya tersenyum. Kemudian beliau menyuruh sahabatnya memberi harta dari baitul maal kepadanya.”

Ketika beliau memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang terlambat dan tidak ikut serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum mendengarkan alasan mereka.

يقول كعب -رضي الله عنه- بعد أن ذكر اعتذار المنافقين وحلفهم الكاذب: فَجِئْتُهُ فَلَمَّا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ تَبَسَّمَ تَبَسُّمَ الْمُغْضَبِ، ثُمَّ قَالَ «تَعَالَ» . فَجِئْتُ أَمْشِي حَتَّى جَلَسْتُ بَيْنَ يَدَيْهِ.

Ka’ab ra. berkata setelah mengungkapkan alasan orang-orang munafik dan sumpah palsu mereka:

“Saya mendatangi Muhammad saw., ketika saya mengucapkan salam kepadanya, beliau tersenyum, senyuman orang yang marah. Kemudian beliau berkata, “Kemari. Maka saya mendekati beliau dan duduk di depan beliau.”

Suatu ketika Muhammad saw. melintasi masjid yang di dalamnya ada beberapa sahabat yang sedang membicarakan masalah-masalah jahiliyah terdahulu, beliau lewat dan tersenyum kepada mereka.

Beliau tersenyum dari bibir yang lembut, mulia nan suci, sampai akhir detik-detik hayat beliau.

- يقول أنس -كما في الصحيحين-: بينما الْمُسْلِمُونَ في صَلاَةِ الْفَجْرِ مِنْ يَوْمِ الإِثْنَيْنِ وَأَبُو بَكْرٍ يُصَلِّي بَهُمْ لَمْ يَفْجَأْهُمْ إِلاَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَدْ كَشَفَ سِتْرَ حُجْرَةِ عَائِشَةَ، فَنَظَرَ إِلَيْهِمْ وَهُمْ فِي صُفُوفِ الصَّلاَةِ. ثُمَّ تَبَسَّمَ يَضْحَكُ!

Anas bin Malik berkata diriwayatkan dalam sahih Bukhari dan Muslim, “Ketika kaum muslimin berada dalam shalat fajar, di hari Senin, sedangkan Abu Bakar menjadi imam mereka, ketika itu mereka dikejutkan oleh Muhammad saw. yang membuka hijab kamar Aisyah. Beliau melihat kaum muslimin sedang dalam shaf shalat, kemudian beliau tersenyum kepada mereka!”

Sehingga tidak mengherankan beliau mampu meluluhkan kalbu sahabat-shabatnya, istri-istrinya dan setiap orang yang berjumpa dengannya!

Menyentuh Hati

Muhammad saw. telah meluluhkan hati siapa saja dengan senyuman. Beliau mampu “menyihir” hati dengan senyuman. Beliau menumbuhkan harapan dengan senyuman. Beliau mampu menghilangkan sikap keras hati dengan senyuman. Dan beliau saw. mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan beliau menjadikan senyuman sebagai lahan berlomba dalam kebaikan. Rasulullah saw.  bersabda,

فقال: (وتبسمك في وجه أخيك صدقة) رواه الترمذي وصححه ابن حبان.

“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” At Tirmidzi dalam sahihnya.

Meskipun sudah sangat jelas dan gamblang petunjuk Nabi dan praktek beliau langsung ini, namun Anda masih banyak melihat sebagaian manusia masih berlaku keras terhadap anggota keluarganya, tehadap rumah tangganya dengan tidak menebar senyuman dari bibirnya dan dari ketulusan hatinya.

Anda merasakan bahwa sebagian manusia -karena bersikap cemberut dan muka masam- mengira bahwa giginya bagian dari aurat yang harus ditutupi! Di mana mereka di depan petunjuk Nabi yang agung ini! Sungguh jauh mereka dari contoh Nabi muhammad saw.!

Ya, kadang Anda melewati jam-jam Anda dengan dirundung duka, atau disibukkan beragam pekerjaan, akan tetapi Anda selalu bermuka masam, cemberut dan menahan senyuman yang merupakan sedekah, maka demi Allah, ini adalah perilaku keras hati, yang semestinya tidak terjadi. Wal iyadzubillah.

Pengaruh Senyum

Sebagian manusia ketika berbicara tentang senyuman, mengaitkan dengan pengaruh psikologis terhadap orang yang tersenyum. Mengkaitkannya boleh-boleh saja, yang oleh kebanyakan orang boleh jadi sepakat akan hal itu. Namun, seorang muslim memandang hal ini dengan kaca mata lain, yaitu kaca mata ibadah, bahwa tersenyum adalah bagian dari mencontoh Nabi saw. yang disunnahkan dan bernilai ibadah.

Para pakar dari kalangan muslim maupun non muslim melihat seuntai senyuman sangat besar pengaruhnya.

Dale Carnegie dalam bukunya yang terkenal, “Bagaimana Anda Mendapatkan Teman dan Mempengaruhi Manusia” menceritakan:

“Wajah merupakan cermin yang tepat bagi perasaan hati seseorang. Wajah yang ceria, penuh senyuman alami, senyum tulus adalah sebaik-baik sarana memperoleh teman dan kerja sama dengan pihak lain. Senyum lebih berharga dibanding sebuah pemberian yang dihadiahkan seorang pria. Dan lebih menarik dari lipstik dan bedak yang menempel di wajah seorang wanita. Senyum bukti cinta tulus dan persahabatan yang murni.”

Ia melanjutkan, “Saya minta setiap mahasiswa saya untuk tersenyum kepada orang tertentu sekali setiap pekannya. Salah seorang mahasiswa datang bertemu dengan pedagang, ia berkata kepadanya, “Saya pilih tersenyum kepada istriku, ia tidak tau sama sekali perihal ini. Hasilnya adalah saya menemukan kebahagiaan baru yang sebelumnya tidak saya rasakan sepanjang akhir tahun-tahun ini. Yang demikian menjadikan saya senang tersenyum setiap kali bertemu dengan orang. Setiap orang membalas penghormatan kepada saya dan bersegera melaksanakan khidmat -pelayanan- kepada saya. Karena itu saya merasakan hidup lebih ceria dan lebih mudah.”

Kegembiraan meluap ketika Carnegie menambahkan, “Ingatlah, bahwa senyum tidak membutuhkan biaya sedikitpun, bahkan membawa dampak yang luar biasa. Tidak akan menjadi miskin orang yang memberinya, justeru akan menambah kaya bagi orang yang mendapatkannya. Senyum juga tidak memerlukan waktu yang bertele-tele, namun membekas kekal dalam ingatan sampai akhir hayat. Tidak ada seorang fakir yang tidak memilikinya, dan tidak ada seorang kaya pun yang tidak membutuhkannya.”

Betapa kita sangat membutuhkan sosialisasi dan penyadaran petunjuk Nabi yang mulia ini kepada umat. Dengan niat taqarrub ilallah -pendekatan diri kepada Allah swt.- lewat senyuman, dimulai dari diri kita, rumah kita, bersama istri-istri kita, anak-anak kita, teman sekantor kita. Dan kita tidak pernah merasa rugi sedikit pun! Bahkan kita akan rugi, rugi dunia dan agama, ketika kita menahan senyuman, menahan sedekah ini, dengan selalu bermuka masam dan cemberut dalam kehidupan.

Pengalaman membuktikan bahwa dampak positif dan efektif dari senyuman, yaitu senyuman menjadi pendahuluan ketika hendak meluruskan orang yang keliru, dan menjadi muqaddimah ketika mengingkari yang munkar.

Orang yang selalu cemberut tidak menyengsarakan kecuali dirinya sendiri. Bermuka masam berarti mengharamkan menikmati dunia ini. Dan bagi siapa saja yang mau menebar senyum, selamanya ia akan senang dan gembira. Allahu a’lam





TETAP TERSENYUMLAH : ) TEMAN TEMAN
http://ozifirmansyah.blogspot.com/

Sabtu, 11 Desember 2010

۞ KuTipAN


وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآَدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) وَقُلْنَا يَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35) فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ (36) فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (37) [البقرة/34-37
    قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13) قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (14) قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (15) قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17) قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ أَجْمَعِينَ (18) وَيَا آَدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (19) فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآَتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (20) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ (21) فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآَتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ (22) [الأعراف/12-22]



    (12) Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
    (13) Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
    (14) Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan".
    (15) Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
    (16) Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
    (17) Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
    (18) Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir.

http://ozifirmansyah.blogspot.com/